Rabu, 23 Desember 2009

cerpenku

MAYA
Pada suatu tempat di pinggiran Kabupaten Brebes Jawa Tengah bernama Bumiayu hiduplah seorang anak perempuan yang cantik jelita bernama maya. Ia tergolong gadis yang periang, baik hati, dan suka menolong orang lain yang sedang dalam kesulitan. Maya adalah anak dari orang paling kaya di bumiayu, ayah maya bernama Bambang sedangkan ibunya bernama Sari. Usia maya tergolong muda yaitu 16 tahun. Ia masih bersekolah di SMA N 1 Bumiayu kelas 2, di sekolah maya termasuk anak yang pintar dan aktif ia sering ditunjuk untuk mewakili sekolahnya mengikuti perlombaan-perlombaan baik yang bertingkat kabupaten, provinsi bahkan bertingkat nasional, tidak jarang ia memenangkan perlombaan-perlombaan tersebut.
Maya memiliki seorang sahabat karib bernama Alex. Maya dan alex sudah berteman sejak sekolah dasar, persahabatan mereka seperti tidak dapat dipisahkan, mereka saling membutuhkan satu sama lain bahkan pada suatu saat alex lupa membawa tugas matematika padahal guru matematika tersebut terkenal dengan kedisiplinannya, ia paling benci dengan murid yang tidak mengerjakan tugasnya alhasil alex pun mendapat hukuman berdiri di bawah tiang bendera sambil hormat kepada bendera merah putih sampai jam pelajaran usai. Padahal saat itu matahari memancarkan sinarnya sangat terik sehingga alex merasa sangat kepanasan, maya yang dari tadi melihat keadaan sahabatnya yang sedang mendapat hukuman merasa kasihan ia pun memberanikan diri untuk menjelaskan kepada guru tersebut bahwa alex sudah mengerjakan tugas tersebut tetapi tugas tersebut tertinggal setelah mendengar penjelasan dari maya sang guru tersebut pun akhirnya mencabut hukumannya kepada alex dengan syarat alex harus membawa tugasnya besok. Maya pun merasa senang karena sahabatnya tersebut tidak perlu lagi harus berjemur di bawah tiang bendera dan hanya perlu mengganti hukumannya tersebut dengan mengumpulkan tugas tersebut esok hari.
Pada suatu hari sekolah maya berencana mengadakan acara piknik ke daerah Purwokerto tepatnya Baturaden. Kabar itu juga diketahui oleh dua orang sahabat tersebut. Setelah mendengar kabar tersebut mereka berdua pun memutuskan untuk ikut pergi ke Baturaden maklum saja acara-acara seperti ini jarang diadakan. Tetapi sebelum pergi maya harus meminta izin terlebih dahulu kepada kedua orangtuanya. Untuk itu maya memerlukan bantuan temannya alex memintakan izin kepada orangtuanya sebab kedua orangtua maya sudah mengenal dengan baik sifat alex. Singkat cerita kedua orangtua maya pun mengizinkannya untuk ikut dalam acara piknik tersebut.
Perjalanan dari Bumiayu menuju Baturaden memakan waktu sekitar 1,5 jam. Di sana rombongan sekolah tak terkecuali maya dan alex bermain air di bawah air terjun yang deras sambil tertawa riang dan tidak lupa berfoto bersama.
Maya benar-benar merasa bahagia, namun kebahagian maya tidak berlangsung lama karena ibu maya meninggal dunia akibat kecelakaan yang terjadi seminggu setelah acara piknik tersebut. Kecelakaan tersebut terjadi ketika kedua orangtua maya sedang menuju rumah neneknya untuk menjenguk neneknya yang sedang sakit namun akibat keadaan rem mobil yang dikendarai ayahnya putus maka terjadilah kecelakaan tersebut. Untungnya ayah maya selamat dari kecelakaan maut tersebut namun ayah maya mengalami trauma yang mendalam sehingga ayahnya terlihat seperti orang gila. Melihat keadaan keluarganya yang kacau, maya yang awalnya periang menjadi sering menyendiri hanya alex sahabatnya saja yang dapat menghibur dirinya dikala ia sedang sedih mengingat kenangan bersama orangtuanya.
Tanpa disadari maya, alex menaruh perasaan suka kepada dirinya namun alex takut untuk mengutarakan perasaan sukanya tersebut karena dapat berakibat rusaknya hubungan persahabatan mereka sehingga alex memutuskan untuk memendam perasaannya tersebut.
Saat ini maya tinggal bersama neneknya sedangkan ayahnya berada di Rumah Sakit Jiwa Magelang. Namun kehadiran neneknya tersebut tidaklah membawa kebahagian kepada dirinya namun sebaliknya kehadiran neneknya malah membuat hidupnya yang awalnya bahagia seperti di surga menjadi seperti di neraka. Neneknya yang berobsesi untuk menguasai harta keluarganya sering kali menyiksa maya tanpa belas kasihan. Nenek yang seharusnya adalah sosok orang yang selalu melindungi dan mengasihi maya malah menyiksa dirinya dan menambah penderitaan maya.
Akibat penderitaan yang dialaminya maya sekarang memiliki jiwa yang tegar dan sabar, walaupun sering disiksa neneknya namun ia tidak pernah merasa benci kepada neneknya tersebut. Pada suatu saat maya disuruh oleh neneknya untuk memasak air untuk mandi namun karena maya sedang mengepel lantai kamar neneknya ia menjadi lupa sedang memasak air sehingga hampir terjadi kebakaran dirumahnya akibat kejadian tersebut badan maya disiram air mendidih oleh neneknya sehingga tubuh maya yang tadinya mulus menjadi terkelupas namun maya hanya tersenyum tanpa menangis apalagi menjerit sedikitpun.
Masih banyak lagi penyiksaan lainnya yang diterima maya, namun kejadiaan- kejadian tersebut tidak pernah diceritakan maya kepada orang lain termasuk sahabatnya alex. Karena banyaknya penyiksaan yang dialami maya sekarang maya sering sakit-sakitan namun ia menyimpan perasan sakitnya tersebut dan tetap menyayangi sang nenek yang sering menyiksa dirinya.
Suatu hari sepulang dari sekolah maya merasa badannya sangat panas sehingga ia langsung pergi ke kamarnya. Maya bermimpi bertemu dengan ibunya dan pergi ke suatu tempat yang indah, disana banyak sekali bunga-bunga yang indah, dan harum. Di sana pula maya merasa sangat senang dan semua beban hidup akibat penyiksaan yang selama ini ia alami menjadi hilang tak berbekas.
Di lain sisi sang nenek sedang mencari-cari maya ke seluruh pelosok rumah hingga akhirnya sang nenek sampai pada kamar maya, sang nenek melihat maya sedang tertidur dengan lelap namun saat sang nenek hendak membangunkan maya ia terkejut karena maya benar-benar tidur untuk selamanya. Sang nenek merasa bersalah dan menyesal karena cucu yang ia sayangi meninggal dunia akibat penyisaan yang dilakukan olehnya. Kabar kematian maya pun sampai ke telinga alex. Alex sangat terkejut dan merasa sangat sedih.
Alex pun pergi melayat ke makam maya di sana ia menangis dan menyesal tidak dapat melindungi maya sosok yang selama ini ia suka. Alex harus berusaha melupakan sahabat baiknya tersebut dan kembali menjalani kehidupan normalnya tanpa kehadiran sosok maya.