1. Jelaskan apa yang menyebabkan ragam bahasa dan berikan contohnya !
Hal-hal yang menyebabkan timbulnya ragam bahasa diantaranya adalah letak geografis, bahasa,
adat istiadat, budaya, dan faktor sejarah atau orang terdahulu yang menggunakan bahasa tersebut
didaerah masing-masing.
contoh : misalnya saja dilingkungan kampus ada 2 orang bersuku lampung bertemu, dan berbicara
menggunakan bahasa lampung, hal ini tentu saja sulit dimengerti bagi orang yang mengetahui
bahasa lampung.
selain faktor di atas ada pula faktor lain yang menyebabkan ragam bahasa yaitu topik yang
dibicarakan serta lawan bicara.
Pembicaraan orang IT tentu saja berbeda dengan pembicaraan orang kesehatan atau orang dari
bidang ilmu lainnya, banyak istilah-istilah yang mungkin tidak dimengerti oleh orang yang bukan
dibidangnya.
Contoh ragam bahasa diantaranya :
A. Ragam bahasa berdasarkan media/sarana
1. Ragam bahasa Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem
sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal.
Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan,
air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide.
2. Ragam bahasa tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf
sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di
samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita
dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat,
ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam
mengungkapkan ide.
Contoh
Ragam bahasa lisan Ragam bahasa tulis
1. Putri bilang kita harus pulang -> Putri mengatakan bahwa kita harus pulang
2. Ayah lagi baca koran -> Ayah sedang membaca koran
3. Saya tinggal di Bogor -> Saya bertempat tinggal di Bogor
B. Ragam bahasa berdasarkan penutur
1. Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek).
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang
digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di
Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbeda-beda.
Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak padapelafalan/b/pada posisiawal saat
melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia orang
Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
2. Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur.
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang
tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya
fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan
mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam
bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu
bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
contoh:
1) Ira mau nulis surat -> Ira mau menulis surat
2) Saya akan ceritakan tentang Kancil -> Saya akan menceritakan tentang Kancil.
3. Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur.
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap
penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai.
Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap
tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor
kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca,
akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara
akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin
rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.
Bahasa baku merupakan ragam bahasa yang dipakai dalam situasi resmi/formal, baik lisan maupun
tulisan.
Bahasa baku dipakai dalam :
a. Pembicaraan di muka umum, misalnya pidato kenegaraan, seminar, rapat dinas memberikan
kuliah/pelajaran;
b. Pembicaraan dengan orang yang dihormati, misalnya dengan atasan, dengan guru/dosen, dengan
pejabat;
c. Komunikasi resmi, misalnya surat dinas, surat lamaran pekerjaan, undang-undang;
d. Wacana teknis, misalnya laporan penelitian, makalah, tesis, disertasi.
Segi kebahasaan yang telah diupayakan pembakuannya meliputi
a. Tata bahasa yang mencakup bentuk dan susunan kata atau kalimat, pedomannya adalah buku Tata
Bahasa Baku Indonesia;
b. Kosa kata berpedoman pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI);
c. Istilah kata berpedoman pada Pedoman Pembentukan Istilah;
d. Ejaan berpedoman pada Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD);
e. Lafal baku kriterianya adalah tidak menampakan kedaerahan.
C. Ragam bahasa menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian
Dalam kehidupan sehari-hari banyak pokok persoalan yang dibicarakan. Dalam membicarakan pokok
persoalan yang berbeda-beda ini kita pun menggunakan ragam bahasa yang berbeda. Ragam bahasa
yang digunakan dalam lingkungan agama berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam lingkungan
kedokteran, hukum, atau pers. Bahasa yang digunakan dalam lingkungan politik, berbeda dengan
bahasa yang digunakan dalam lingkungan ekonomi/perdagangan, olah raga, seni, atau teknologi.
Ragam bahasa yang digunakan menurut pokok persoalan atau bidang pemakaian ini dikenal pula
dengan istilah laras bahasa.
Perbedaan itu tampak dalam pilihan atau penggunaan sejumlah kata/peristilahan/ungkapan yang
khusus digunakan dalam bidang tersebut, misalnya masjid, gereja, vihara adalah kata-kata yang
digunakan dalam bidang agama; koroner, hipertensi, anemia, digunakan dalam bidang kedokteran;
improvisasi, maestro, kontemporer banyak digunakan dalam lingkungan seni; pengacara, duplik,
terdakwa, digunakan dalam lingkungan hukum; pemanasan, peregangan, wasit digunakan dalam
lingkungan olah raga. Kalimat yang digunakan pun berbeda sesuai dengan pokok persoalan yang
dikemukakan. Kalimat dalam undang-undang berbeda dengan kalimat-kalimat dalam sastra, kalimat-
kalimat dalam karya ilmiah, kalimat-kalimat dalam koran/majalah, dll. Contoh kalimat yang
digunakan dalam undang-undang.
2. Jelaskan perbedaan Istilah Umum dan Istilah Khusus dalam penggunaan wacana, dan berikan
contohnya !
Kata umum ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal, sedangkan kata
khusus ialah kata yang sempit/ terbatas ruang lingkupnya.
Contoh:
Umum : Darta menggendong adiknya sambil membawa buku dan sepatu.
Khusus : Darta menggendong adiknya sambil mengapit buku dan sepatu.
Umum : Bel berbunyi panjang tanda pelajaran habis.
Khusus : Bel berdering panjang tanda pelajaran habis.
Contoh lain misalnya ikan termasuk kata umum, sedangkan kata khusus dari ikan adalah mujair,
lele, gurami, gabus, koi. Contoh lainnya misalnya lele dapat menjadi kata umum, jika kata
khususnya adalah lele lokal, lele dumbo.
Contoh penggunaan :
Kata Umum biasanya digunaan pada penggunaan bahasa pada artikel, jurnal, surat kabar, editorial
& media massa, sedangkan
Kata Khusus biasanya digunakan pada penggunaan bahasa pada penulisan ilmiah, skripsi,
disertasi, dan tesis
3. Jelaskan pola kalimat dasar bahasa Indonesia!
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan
pola intonasi akhir. Kalimat terdiri dari berbagai unsur seperti subyek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan. Sebuah kalimat dikatakan sempurna bila memiliki minimal dua unsur,
yaitu subyek dan predikat.
1. Subyek (S)
• Disebut juga pokok kalimat, karena merupakan unsur inti suatu kalimat.
• Umumnya berupa kata benda (KB) atau kata lain yang dibendakan.
• Merupakan jawaban dari pertanyaan “Siapa” atau “Apa”.
Contoh :
o Siwy adalah seorang aktor dan penyanyi.
o Super Jack adalah boyband favoritku.
o Buku itu dibeli oleh Kibum.
2. Predikat (P)
• Unsur inti pada kalimat yang berfungsi menjelaskan subyek.
• Biasanya berupa kata kerja (KK) atau kata sifat (KS).
• Merupakan jawaban dari pertanyaan “Mengapa” dan “Bagaimana”.
Contoh :
o Bambang menyanyi dengan merdu.
o Yudha memasak nasi goreng.
o Lala membaca majalah.
3. Objek (O)
• Keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat.
• Biasanya terletak di belakang predikat.
• Dalam kalimat pasif, objek akan menempati posisi subyek.
Ada dua macam objek, yaitu :
o Objek Penderita : kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kelompok kata yang
merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subyek.