Jumat, 30 Maret 2012

Dampak Perdagangan Bebas Bagi Lulusan Komputer


            Dewasa ini globalisasi informasi mengalami perkembangan pesat dan telah merambah ke berbagai aspek kehidupan manusia. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya menguasai aspek-aspek materi dari teknologi yang ada, melainkan juga mampu menerapkan dan mengembangkan teknologi tersebut di berbagai bidang. Perguruan tinggi merupakan suatu wadah yang digunakan untuk Research & Development (R&D) serta arena penyemaian manusia baru untuk menghasilkan generasi yang memiliki kepribadian serta kompetensi keilmuan sesuai bidangnya. Kebutuhan SDM di bidang teknologi informasi menjadi semakin besar, seiring relokasi industri TI dari negara maju ke negara berkembang. Kenyataan itu seharusnya menjadi kabar baik bagi para Sarjana Komputer (S.Kom) di Indonesia, agar bisa mengisi kesempatan kerja di bidang TI tersebut. kebutuhan tenaga kerja profesional bidang TI terus tumbuh, seiring dengan produk dan layanan TI yang makin berkembang.
             Industri TI, terus melangkah maju dengan perusahaan raksasa kelas dunia, seperti Microsoft dan IBM. Khusus di Indonesia industri TI dapat dikembangkan dan menyumbangkan devisa negara, paling tidak sekitar USD 8,2 miliar sampai tahun 2010. Target ini tidak berlebihan karena pasar dunia TI sudah mencapai USD 1 triliun. Kebutuhan SDM TI profesional semakin tinggi, sehingga memungkinkan banyak pekerjaan di bidang TI yang bisa dilakukan. Tenaga TI profesional tidak mudah diperoleh bahkan di Lembah Silikon (AS) sekalipun masih kekurangan SDM TI.
Mereka mendapatkan SDM TI dengan mengimpor dari India dan Cina, atau melakukan relokasi pabriknya ke negara berkembang seperti Indonesia. Teknologi Informasi saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok setiap organisasi atau perusahaan, karena merupakan senjata paling ampuh untuk memenangkan persaingan yang semakin kompetitif. Teknologi Informasi tidak lagi dipandang sebagai biaya, akan tetapi merupakan investasi mutlak demi kelangsungan hidup perusahaan. Investasi ini akan menjadi sia-sia tanpa dukungan SDM yang unggul dan memiliki keterampilan serta profesionalisme di bidang Teknologi Informasi.
            Sebagai solusi dari permasalahan diatas, maka perlu dicetak PROFESIONAL TI yang siap terap, handal dan mandiri, siap berkompetensi dalam kancah perkembangan teknologi global yang sarat keunggulan. Jadikan anda unggul keahlian, unggul kreatifitas, dan unggul kepribadian dibidang TI dan Bahasa Inggris. Menimbang hal di atas, Fakultas Teknologi Informasi di beberapa PTS menyelenggarakan Program S-1 Sistem Informasi dan S-1 Teknik Informatika dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan akan SDM yang profesional di bidang teknologi informasi. Selain itu juga untuk menjembatani antara kepentingan industri dan masyarakat profesi dengan kepentingan akademik, maka disusunlah kurikulum berbasis kompetensi, dimana selain muatan-muatan inti, diberikan pula muatan-muatan lokal yang mendukung ranah bisnis dan manajemen (S-1 Sistem Informasi) serta basis pengetahuan terapan dan perekayasaan perangkat lunak (S-1 Teknik Informatika). Diharapkan melalui program ini dapat dihasilkan lulusan yang memiliki daya saing, jiwa kewirausahaan, dan memiliki wawasan teknologi informasi yang memadai sehingga tidak gagap ketika tiba waktunya untuk menerapkan ilmunya di masyarakat.
            Berdasarkan sebuah survey yang telah dilakukan oleh PT Work IT Out yang dipimpin oleh Heru Nugroho, meski masih banyak dibutuhkan di dalam negeri, peluang kerja bagi tenaga kerja TI untuk keluar negeri pun terbuka luas, Kesempatan tetap terbuka, apalagi didukung oleh faktor bergesernya dominasi India yang dikenal sebagai sumber SDM TI, tawaran gajinya pun cukup menggiurkan. Bayangkan, untuk tenaga kerja TI kelas pemula sampai menengah, perusahaan di luar negeri berani menawarkan upah sekitar US$ 400 sampai US$ 600 (sekitar Rp 3, 6 juta sampai Rp 5,5 juta) per bulan. Di kelas yang sama di dalam negeri, paling mereka hanya ditawarkan gaji sekitar Rp 900.000 sampai Rp 2,5 juta per bulannya. Itu baru yang pemula. Untuk yang sudah punya keahlian spesifik dan berpengalaman, di luar negeri gajinya bisa mencapai US$ 2.000 – 2.500 (sekitar Rp 18,2 juta sampai 22,7 juta) per bulan. Tiga kali lipat dibanding di dalam negeri yang pasarannya sekitar Rp 7 sampai 10 juta. Bidang kerja TI yang terbuka pun beragam dan hampir sama dengan yang ada di lokalan. Kebetulan kebanyakan yang dicari adalah engineer untuk networking dan wireless serta programmer. Kelihatannya trend yang sedang terjadi adalah orang atau perusahaan ingin membuat perangkat networking seperti produk dari Cisco. Untuk itu memang dibutuhkan banyak orang yang dapat membuat program dalam level C, C++ dengan real-time OS dan memiliki latar belakang (pengetahuan) di bidang telekomunikasi dan networking. Lowongan webmaster, UNIX administrator pun tidak sedikit. Jenis-jenis lowongan pekerjaan yang ditawarkan sangat banyak. Hanya saja, tenaga TI yang memiliki kemampuan terspesialisasi seringkali dicari, sayangnya agak susah mencari tenaga kerja yang sudah spesifik ini. Kalau melihat situasi seperti ini akan sangat mengenaskan jika orang Indonesia yang bergerak di bidang Teknologi Informasi tidak bisa mendapatkan pekerjaan semacam itu.

sumber : anneahira (diunggah oleh sumber pada 21 Oktober 2011 dan dikutip oleh saya pada 31 Maret 2012)
                          riesdis (diunggah oleh sumber tidak di tulis tanggalnya dan dikutip oleh saya pada 31 Maret 2012)
             tatasutabri (diunggah oleh sumber pada 25 Januari 2010 dan dikutip oleh saya pada 31 Maret 2012)

0 komentar:

Posting Komentar